sua
May 6, 2021

20210507.

Seminggu yang lalu saya menambahkan tautan-tautan bung Craig Mod dan bung Jason Fried pada halaman ‹Indexsitus pribadi saya. Empat hari yang lalu saya membeli dua batang pipa PVC—kependekan dari Polyvinyl Chloride—yang masing-masing memiliki panjang empat meter dan diameter setengah inci. Bersamaan dengan mereka saya juga membeli sambungan pipa berbentuk ‹T› sejumlah enam buah. Sekitar dua bulan yang lalu saya membeli sebuah meja lipat secara daring lewat aplikasi Tokopedia, ketika kiriman paket pesanan tersebut telah tiba, ternyata barang yang terbungkus didalamnya memiliki bentuk yang berbeda dibanding gambar produk yang ditampilkan pada etalase toko daring sang penjual, namun saya sebagai pembeli tidak berhak untuk mengeluh karena penjual memiliki jurus disclaimer andalan yang biasa berbunyi «membeli berarti setuju.»

Meja lipat tersebut ternyata memiliki tampilan yang hampir sama persis dengan meja nampan lipat bikinan Ikea yang bernama ‹Klipsk›. Tentunya, barangkali karena memang termasuk kategori KW super, bahannya terlampau tipis sehingga bidang penampangnya melengkung menuruti arah gravitasi ketika ditimpa beban komputer jinjing dengan bobot pada umumnya. Demi memperkuat konstruksi secara ala kadarnya, saya menambahkan beberapa lapis lembaran Impraboard yang kebetulan sedang teronggok menganggur di sebuah sudut.

(sumber gambar)

Tiga hari yang lalu saya mengukur lalu memotong kedua batang pipa PVC menjadi beberapa—tepatnya sebelas—bagian, yang ketika usai dirangkai akan berubah wujud menjadi sebuah standing desk meja berdiri make shift yang mudah dibawa kemanapun saat sedang ingin WFA namun tetap glocal. Saya terlampau percaya diri dan menganggap segala hasil pengukuran saya tepat, namun rupanya saya lalai memperhitungkan penambahan tinggi beberapa centimeter sumbangan sambungan-sambungan pipa berbentuk ‹T› yang tersebut diatas.

Dua hari yang lalu saya berikrar untuk tidak akan pernah lagi sudi untuk dikhianati oleh ergonomi. Saya muak, saya capek, saya lelah, saya lemah, saya letih, saya lesu, setelah beberapa lama berkompromi, dengan sedikit memaksakan diri, untuk mencoba beradaptasi menggunakan meja berdiri, dengan sikap tubuh menyerupai anatomi Tyrannosaurus Rex, dengan pergelangan tangan yang teruntai à la Leonardo Arya. I’m thinking of ending things Barney Rubble, sebab pose yang mirip Barney ini akan riskan membuat saya berakhir dalam sebuah trouble, terbaring tengkurap di atas permukaan meja Thompson milik Dr. Rahim Salehmohamed.

Akhirnya, saya menggergaji ulang bagian terpanjang dari konstruksi pipa asal sambung tersebut, agar sedikit lebih pendek dari sebelumnya. Setelahnya, saya segera meletakkan komputer jinjing saya diatasnya, lalu mencoba kembali beradaptasi dengan ketinggian kerendahan yang baru. Walhasil, posisi tangan saya menjadi lebih mending, namun gantian giliran leher saya yang capek akibat terlampau menunduk ketika menatap layar. Saat paragraf ini sedang ditulis, saya memikirkan dua opsi untuk dipilih esok hari, yakni antara merevisi ulang konstruksi meja berdiri yang telah terbukti kurang perencanaan tersebut agar berbentuk lebih ideal, atau call it quits sambil mereka ulang adegan sadis dalam film «The Texas Chain Saw Massacre

(sua)