20211214.
Saya telah menatap layar sambil berdiri, selama lebih dari satu jam, ketika mendung tetiba datang, lalu keributan berupa hujan berangin menyerang. Celana pendek dan kaus berbahan tipis yang sedang saya kenakan tak kuasa menahan terpaan hawa bersuhu dingin yang baru saja berubah drastis.
Saya terpaksa harus menyerah kepada keadaan, meskipun sebenarnya alunan repetitif dari lagu «Getcha Groove On» versi remix oleh DJ Premier masih membuai gendang telinga dan mengundang segenap jaringan otot untuk saling tarik-menarik hingga menimbulkan gerakan bergoyang yang seiring dengan tempo.
Meskipun demikian, saya tetap terpaksa harus wrap things up karena baterai komputer jinjing saya hampir habis, dan saya harus segera mengantarnya menuju sumber catu daya terdekat. Sambil menunggunya kembali terisi penuh, saya menyambar gawai yang dari tadi tergeletak di atas sebuah permukaan datar, memasukkannya ke dalam sling bag, mengenakan zipped hoodie andalan, yang berwarna merah dan berbahan tebal, lalu bergegas menuju teras dengan menggenggam segelas susu coklat dingin.
Istri saya selalu tak habis pikir, kenapa saya tak pernah bisa lepas dari segala minuman yang serba dingin, meskipun kondisi cuaca sebenarnya juga hampir membuat badan menggigil. Ya, barangkali memang bawaan orok, or so they used to say. Saya memutar posisi kursi sehingga menghadap awan, cold mist menerpa wajah saya, angin dingin menyelimuti kedua kaki saya, yang saya biarkan menjadi masochist dengan tetap mengenakan celana pendek tadi.
Sejumlah anak berlarian, berkejaran, bermain di tengah hujan lebat. Seperti pada umumnya, anak-anak lelaki selalu bersikap lebih anarkis ketimbang anak-anak perempuan, saling menciprati mata kawannya dengan air secara brutal, bahkan sesekali bertingkah liar seolah arena di tengah jalan adalah moshpit dadakan, lalu tak lama kemudian kembali menjadi lebih jinak, dan menirukan adegan ikan paus terdampar.
Suara gemuruh hujan, serta teriakan berisik anak-anak, ibarat wall of sound abstrak khas racikan El-P, yang berfungsi mempermudah saya masuk dalam mode fokus. Dalam suasana kekacauan yang terkendali ini, saya mengkonsumsi lima edisi newsletter «Tiny Barber, Post Office» tulisan bung Craig Mod secara kronologis. Buram entri ini saya tulis ketika hujan telah reda, dan pudarnya wall of sound tadi membuat saya tak mampu lagi in the zone.
(sua)