sua
April 13

20240413.

Pada tahun ini, beberapa bulan lalu, salah satu paman istri saya meninggal, dan saya turut serta mengangkatnya, beberapa kali, menuju beberapa titik berbeda.

Pada hari kemarin, tepatnya saat petang, salah satu adik ipar saya melahirkan, dan saya yang mengantarkannya menuju ke rumah sakit terdekat. Pada malam harinya, keponakan perempuan terkini saya muncul, setelah melalui sebuah operasi caesar.

Hingga saat buram entri ini ditulis, saya belum sempat melihat wajah si bayi, namun konon kata istri saya, pipinya tembem dan matanya sipit, persis seperti kakak laki-laki si bayi saat baru saja lahir, beberapa tahun yang lalu.

Roda kehidupan berputar, tanpa henti. Hal-hal berubah, silih berganti. Orang-orang datang dan pergi, pula silih berganti. Siklus kematian dilanjutkan dengan siklus kelahiran, pula tanpa henti.

Momen-momen seperti ini agaknya tepat untuk berhenti sejenak lalu merefleksi diri, soal sudahkah atau bagaimanakah lagi agar menjadi berguna, dalam rentang hidup manusia modern saat ini, yang rerata jarang mencapai umur seratus tahun.

Kebetulan sekali paman istri saya adalah yang paling muda diantara para saudaranya yang lain, meskipun demikian tetap saja almarhum lebih dulu berpulang ketimbang saudara yang lebih tua.

Pada hari Sabtu ini, sekitar pukul sembilan pagi, sebuah notifikasi muncul dari grup Whatsapp alumni kampus, salah satu adik tingkat saya dikabarkan meninggal, setelah berjibaku dengan serangan stroke mendadak sejak hari Kamis lalu.

Orangnya baik, penyabar dan murah senyum, beberapa waktu lalu saya masih sempat berkomunikasi lewat Instagram. Saat itu almarhum tak habis pikir bagaimana sebuah pemandangan membosankan di kampung halamannya dapat menjadi bernilai ketika ia unggah ke sebuah situs stock image.

Pada pukul delapan malam nanti jenazahnya akan diberangkatkan ke Flores, yang betapapun membosankan baginya, tetap jauh lebih tenang sebagai tempat peristirahatan ketimbang Surabaya yang penuh hiruk pikuk.

Meminjam lirik penutup lagu ‹Funeral Flights› yang ditulis Dez Fafara untuk almarhum Lynn Strait yang meninggal mendadak dalam sebuah kecelakaan lalu lintas: «Too young. Too soon. Too young. Too soon.» Good vocal, good song, good album. I missed listening to it again, perhaps later tonight.

Sejenak sebelum paragraf terakhir ini ditulis, sebuah notifikasi voice call Whatsapp berdering, istri saya meminta bantuan untuk memandikan kakak laki-laki si bayi perempuan, yang kebetulan memang sedang berpisah dari ayah dan ibunya, yang belum pulang dari rumah sakit sejak semalam.

(sua)