sua
March 24, 2021

Fontshare.

Kemarin bung Satya Rajpurohit baru saja meluncurkan Fontshare, sebuah situs yang menyediakan sejumlah—saat ini tepatnya lima puluh—typeface yang bebas unduh serta bebas digunakan untuk kepentingan komersial.

(fontshare.com dan fontshare.com/fonts/satoshi)

Menurut pengumuman yang dipublikasikan di blognya, kini Indian Typeface Foundry berkomitmen untuk menyisihkan dua puluh lima persen dari keseluruhan typeface yang terdaftar dalam katalognya untuk umum.

Sebenarnya ini memang bukan sebuah hal yang baru, sebab sebelumnya Indian Typeface Foundry memang telah berpengalaman merilis sejumlah typeface berlisensi open source yang terhitung cukup populer di Google Fonts.

Sebagai seorang type designer entrepreneur yang IMHO cukup sangat business savvy, bung Satya tentu paham bahwa katalog Google Fonts yang kian hari makin menggelembung akan membuat penggunanya mudah tersesat dalam paradox of choice.

Brand Indian Type Foundry tentunya akan tenggelam diantara puluhan—atau barangkali ratusan—type foundry lain yang juga berbaik hati menyediakan typeface berlisensi open source mereka lewat situs Google Fonts.

Jadi bisa saya asumsikan bahwa itulah alasan kenapa situs Fontshare lahir, yakni untuk menjadi kanal khusus dimana bung Satya bisa merilis sejumlah typeface secara gratis, yang terkurasi dengan baik, serta tetap dapat mempertahankan brand Indian Type Foundry.

Lalu kenapa tidak semudah tetap menyediakan sejumlah typeface gratis tersebut pada situs Indian Type Foundry saat ini, lalu memberinya lisensi dengan label harga bernominal angka nol? Hanya bung Satya dan Tuhan Yang Maha Esa yang tahu jawabannya.

Setelah Indian Type Foundry serta sebelum Fontshare, bung Satya juga telah merintis venture lain bernama Fontstore, yang meskipun tidak berlisensi gratis namun lebih terjangkau. Jadi saya hanya bisa asumsikan bahwa masing-masing venture yang sama-sama tetap type oriented tersebut memang bertujuan untuk mengisi menyasar ceruk-ceruk pasar yang berbeda. Sebuah hal yang lumrah di bidang entrepreneurship.

Setidaknya calon konsumen entry level pemuja typeface gratisan bisa mendapat manfaat serta memiliki satu lagi pilihan tambahan. Walaupun definisi lisensi gratis Fontshare tidaklah sama dengan lisensi OFL—singkatan dari Open Font License—dan kawan-kawan yang umum dijumpai di lautan Google Fonts atau belantara Github, sehingga kebaikan Fontshare masih bisa dinilai sebagai setengah hati apabila dibandingkan dengan situs type foundry yang sepenuhnya berlisensi open source macam Omnibus Type.

Fontshare fonts are 100% free for personal and commercial use, however, they’re not open-source and are governed by an ITF EULA. Before accessing, downloading or using any of the fonts from this website, you must agree to our terms specified in the below agreement.

Kutipan diatas adalah paragraf pembuka halaman Agreement EULA—singkatan dari End User License Agreement—di situs Fontshare, yang dengan terang menjelaskan bahwa daftar typeface dalam katalog mereka bukanlah berlisensi open source. Akan tetapi, apapun itu, meski demikian masih tetap saja patut untuk disyukuri, sebab tak ada gading yang tak retak, uang tidak tumbuh dari pohon dan bung Satya masih perlu peduli terhadap ROI—singkatan dari Return On Investment—situs Fontshare. Setidaknya sekarang saya dapat turut serta menikmati salah satu karya anak bangsa, yakni sebuah typeface bergaya sans serif bernama Satoshi bikinan bung Deni Anggara yang mewakili Medan slash Bandung.

(sua)