sua
April 12

Sprlst.

Beberapa lama setelah Wunderlist tiada akhirnya saya menerima kabar pemberitahuan mengenai Superlist dari bung Christian Reber cum suis. Meskipun saya pernah menikmati masa-masa indah bersama Wunderlist dan pada suatu saat pernah pula sangat mendambakan alternatif penggantinya—baca: Superlist—namun untuk saat ini saya sudah dan/atau masih terlanjur nyaman dengan aplikasi to do list yang lebih minimalist macam Dynalist.

(sumber gambar kiri dan kanan)

Sebuah aplikasi yang barangkali fungsi utamanya bukan ditujukan sebagai to do list namun tetap dapat menjawab kebutuhan. Berpenampilan sederhana, berskema warna monochromatic atau sebut saja dominan hitam dan putih, serta tidak terlalu dijejali oleh dilengkapi dengan banyak fitur berlebih yang riskan membuatnya tidak lagi ringan untuk dimuat.

Mungkin lain waktu saja saya pay respect menaruh hormat kepada bung Christian Reber, nanti entah kapan ketika saya sudah ada waktu untuk menguji coba secara mendalam, serta ketika benar-benar sudah memiliki waktu untuk memigrasikan data dari Dynalist ke Superlist. Seperti biasa, kata ajaib yang belum afdal jika tidak diucapkan dituliskan untuk menutup paragraf ini adalah: ‹semoga.›

(sua)