Gdrds.
Pada entri berjudul ‹Guru Aini› pada akhir bulan Februari yang lalu, saya menulis tentang agenda rutin saya ketika baru saja selesai mengkhatamkan sebuah buku. Akan tetapi rupanya saya terlampau asyik, terbawa suasana hingga justru melupakan rencana awal yang telah saya tulis pada paragraf ketujuh entri tersebut.
Maka disinilah saya berada pada—Senin, dua puluh dua Maret, pukul lima—pagi hari ini, membuka laci penyimpanan, mengeluarkan sebuah komputer jinjing, membuka layarnya yang tertutup, mengetik kata kunci pembuka, mengarahkan kursor pada ikon peramban lalu menekannya, mengetik URL situs Goodreads pada bilah alamat, masuk menggunakan alamat surat elektronik alih-alih akun Facebook, melakukan pencarian dengan kata kunci ‹Guru Aini,› memilih opsi status ‹read› pada bagian sebelah kanan satu-satunya hasil pencarian, memberinya skor standar tiga bintang seperti biasanya, lalu menambahkannya sebagai entri baru pada rak buku digital saya.
Setelahnya, saya kemudian mengaktifkan ekstensi peramban Invisible Scrollbar, mengaktifkan mode layar penuh bawaan peramban, menangkap keseluruhan layar menggunakan Monosnap, menyimpannya sebagai berkas gambar, untuk mereduksi ukuran lebarnya menjadi seribu empat ratus pixel menggunakan XnConvert, mengunggah berkas gambar tersebut menuju situs BrowserFrame, mengunduh berkas gambar hasil pemrosesannya, mengunggah ulang berkas gambar tersebut menuju situs Dither It!, mengunduh berkas gambar hasil pemrosesannya, mengunakan Squoosh untuk mengkompresinya, menariknya menuju bidang kosong dibawah paragraf pertama entri ini, lalu mencantumkan tautan sumber gambar pada bagian captionnya.
(sua)