sua
February 15, 2021

Nobar.

Apple Computer, Inc. telah merevolusi antarmuka gawai lewat layar sentuh pada perangkat iPhone. Papan ketik dan track pad mungil pada perangkat Blackberry— yang dulu sempat mendominasi serta menjadi standar de facto khalayak ramai—segera tergulingkan dengan mudah olehnya. Research In Motion bahkan sudah kehilangan tajinya, kini sudah tak ada lagi jarang orang sini yang pakai Blackberry, segencar dan sebesar apapun biaya promosi dan pemasarannya di Indonesia.

Konon «history repeat itself Masih pada era pemerintahan kaisar Sir Jony Ive, telah muncul pula sebuah antarmuka futuristis yang mendobrak status quo. Apple memperkenalkan Touch Bar sebagai pengganti deretan tombol Function, yang juga menjadi standar de facto khalayak ramai dan dibenamkan oleh produsen pada tiap komputer yang diproduksi pada masa itu, termasuk MacBook Pro milik Apple sendiri.

Touch Bar tentu saja memiliki potensi besar untuk menjadi revolusi yang sama seperti layar sentuh iPhone jika saja bung Jobs, Ive dan Cook tidak memperlakukannya ibarat anak tiri. Dari sudut pandang perangkat keras IMHO Touch Bar tidak memiliki masalah, namun secara perangkat lunak Touch Bar telah lama diabaikan tanpa penambahan fitur berarti apapun tiap sistem operasi Macintosh dimutakhirkan.

Selama ini saya selalu berandai-andai ada pengaturan bawaan lebih lengkap di System Preferences, yang memungkinkan saya untuk fine tune menyetel kepekaan Touch Bar, meski sedikit saja. Namun Apple telah gagal mengulang sejarah. Saya sudah capek menghitung berapa miliar triliun kali jari-jemari saya secara tak sengaja menekan menyenggol tombol F11 pada Touch Bar, yang dengan segera mengalihkan duniaku dari arek nya, karena F11 adalah tombol pintas bawaan OS X MacOS untuk menampilkan desktop. «Hayati lelah bang…»

(sumber gambar)

Maka oleh sebab itulah akhirnya saya menginstall Bar None, yang saya temukan di situs bung Shaun Inman pasca mengunduh Day-O. Bar None memungkinkan saya untuk menganggap membuat Touch Bar seolah ada namun tiada, alias menonaktifkannya ketika tidak belum butuh.

Untuk sementara ini akan menjadi solusi murah meriah bagi saya. Karena bukan rahasia, masih banyak aplikasi bikinan pihak ketiga lainnya, yang berupaya menyempurnakan atau menambah fitur Touch Bar, namun tidak gratis alias berbayar. Saya orang yang thrifty sederhana, jadi Bar None yang berpredikat one thing well sudah sangat mencukupi hasrat kebutuhan saya.

Kabarnya Apple edisi Tim Cook akan mengenyahkan salah satu warisan dari masa Jony Ive, sebuah langkah yang saya akan membuat banyak mulut pengguna setia segera mengeja alfabet fonetik NATO dalam urutan ‹Foxtrot Uniform Charlie Kilo,› serta mempertanyakan «kenapa tidak dari dulu-dulu Bambang…?»

Menurut leak bocoran informasi yang beredar, Touch Bar akan segera dipensiunkan dari jajaran deretan atas papan ketik Macbook Pro M1 seri selanjutnya. Sebuah solusi yang tidak murah meriah karena di semesta fana ini money doesnt grow on trees. Terima kasih bung Jony Playboy, jasamu tiada tara, kecuali untuk urusan Touch Bar yang tersebut diatas.

(sua)